Analisis Peluang Pasar Tanaman Hutan

Posted by Restorasi Gambut on

Latar Belakang
Sebagai suatu sistem pemanfaatan lahan yang telah disesuaikan dengan kearifan lokal masyarakat, agroforestri dapat berkontribusi terhadap strategi pembangunan Daerah dengan memberikan peluang kerja, mengentaskan kemiskinan, meningkatan ekonomi desa, dengan mempertahankan keseimbangan lingkungan. Kontribusi agroforestri tersebut diwujudkan di tingkat lokal dalam bentuk kontribusi terhadap penyediaan lapangan kerja, pengembangan ekonomi lokal, dan peningkatan ketahanan lingkungan yang selanjutnya dapat diperluas  pada tingkat yang lebih tinggi.  Selain kontribusi ekonomi, sistem agroforestri juga memberikan dampak positif bagi aspek konservasi.Sistem ini terbukti mampu mempertahankan kesuburan tanah, melindungi daerah tangkapan air, berkontribusi dalam upaya penyerapan karbon dan mendukung upaya konservasi keanekaragaman hayati dan restorasi ekosistem. Sistem agroforestri diprediksi kuat dapat menjadi solusi bagi berbagai masalah baik sosial maupun lingkungan, diantaranya isu global mengenai kemiskinan, pemanasan global, dan degradasi lingkungan.Sistem agroforestri merupakan solusi untuk menjawab tantangan kelangkaan di bidang pangan, papan, energi, dan air.Keempat komponen tersebut merupakan kebutuhan dasar masyarakat  yang semua keberadaannya di atas lahan. Konsep agroforestri merupakan opsi yang tepat dan strategi yang penting dalam rangka meningkatkan produktivitas lahan kehutanan karena dapat menjadi jembatan antara kebutuhan akan lahan pertanian dan peningkatan ekonomi lokal, sementara di sisi lain tetap dapat menjaga kelestarian fungsi hutan.  Di dalam konteks ketahanan pangan, sektor kehutanan memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai penyedia jasa lingkungan yang memungkinkan terjadinya produksi pangan secara berkelanjutan, penyedia sumber genetik yang bisa memperkuat produksi pangan, dan sebagai penyedia lahan. Melalui sistem agroforestri, pemanfaatan lahan kehutanan dapat lebih dioptimalkan untuk mendukung program ketahanan pangan tersebut. Bagi Daerah seperti Rokan Hilir dan Dumai, strategi ekonomi berbasis masyarakat mempunyai daya dorong yang tinggi pada tingkat yang lebih tinggi.  Strategi tersebut juga menarik peran serta masyarakat  karena dapat meningkatkan kesejahteraan serta mempunyai daya topang terhadap ekonomi lokal. Salah satu strategi pembangunan ekonomi adalah melalui pendekatan ekonomi kerakyatan yang dapat menjadi kunci ketahanan ekonomi masyarakat dalam mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang berkeadilan. Agroforestri juga dapat diartikan sebagai agen pembangunan ekonomi berbasis masyarakat. Berikut adalah hasil analisis dari beberapa komoditi yang akan dikembangkan di Desa Ranatau Bais dan Mumugo Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir dan Kelurahan Bangsal Aceh Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai.

a.      Kopi Liberika
            Kopi (Coffea sp), adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang dan bila dibiarkan tumbuh dapat mencapai 12 m. Daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing, daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang dan ranting-rantingnya. Kopi mempunyai sistem percabangan yang agak berbeda dengan tanaman lain.Kopi merupakan produk yang mempunyai peluang pasar yang baik di dalam negeri maupun luar negeri. Indonesia merupakan salah satu produsen kopi terbanyak di dunia. Peluang untuk mengembangkan kopi sebagai penggerak perekonomian daerah sebenarnya sangat besar, khususnya bagi daerah-daerah sentra produksi kopi. Diasumsikan bahwa, meskipun produksi dunia mengalami sedikit peningkatan, namun lebih diakibatkan adanya kecenderungan meningkatnya produksi kopi Robusta di wilayah Asia pasifik. Sedangkan kopi Liberika dirasakan beberapa tahun terakhir mengalami fluktuasi dan cenderung mengalami penurunan. Menurut ICO, perkembangan harga rata-rata kopi Liberika selalu lebih tinggi dibandingkan harga kopi Robusta, maka dapat diasumsikan bahwa pengembangan agribisnis kopi Liberika memiliki kecenderungan yang lebih prospektif dibandingkan dengan Robusta. Perkembangan konsumsi kopi dunia (terutama negara importir) cukup baik sehingga pasar dan permintaan baru akan terbuka.
            Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi Riau tahun 2015, secara umum perkembangan luas areal kopi di Indonesia pada periode tahun 2010-2015 cenderung mengalami peningkatan yaitu dari 1.238.476 ha tahun 2010 menjadi 1.254.382 ha di tahun 2015. Begitu pula dengan produksi perkebunan kopi di Indonesia dari tahun 2010-2015 telah mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 produksi kopi di Indonesia mencapai 634.076 ton dan pada tahun 2015 jumlah produksi kopi menjadi 739.005 ton.
            Peluang untuk pengembangan perkopian Indonesia ditunjuk-kan oleh profitabilitas yang diperoleh petani kopi secara finansial dan ekonomi. Dengan demikian perkebunan kopi rakyat di Indonesia layak untuk diteruskan dan secara ekonomi perkebunan kopi rakyat mampu berjalan secara efisien. Selain itu, usaha pengolahan kopi bubuk rakyat sangat dominan menggunakan biaya input domestik. Relatif sedikitnya kandungan input impor dalam biaya produksi pengolahan kopi bubuk maka diharapkan usaha pengolahan kopi akan memiliki daya saing yang kuat di masa mendatang.
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam usaha pengembangan komoditas kopi.
1.     Permintaan produk-produk kopi dan olahannya masih sangat tinggi, terutama di pasar domestik dengan penduduk yang melebihi 200 juta jiwa merupakan pasar potensial.
2.     Peluang ekspor terbuka terutama bagi negara negara pengimpor wilayah non tradisional seperti asia timur, asia selatan, timur tengah dan eropa timur. Walaupun perdagangan ke timur tengah masih sering terjadi dispute payment.
3.     Kelimpahan sumberdaya alam dan letak geografis di wilayah tropis merupakan potensi besar bagi pengembangan agribisnis kopi. Produk kopi memiliki sentra produksi on-farm, yang hanya membutuhkan keterpaduan dengan industri pengolahan dan pemasarannya.
4.     Permintaan produk kopi olahan baik pangan maupun non pangan cenderung mengalami kenaikan setiap tahun, sebagai akibat peningkatan kesejahteraan pen-duduk, kepraktisan dan perkembangan teknologi hilir.
5.     Tersedianya bengkel-bengkel alat dan mesin pertanian di daerah serta tersedianya tenaga kerja. Seperti alat pemecah biji kopi, alat pengupas kulit kopi, dan lantai jemur.
            Biaya investasi untuk ekstensifikasi maupun intensifikasi kebun kopi rakyat digunakan untuk biaya investasi tanaman dan non tanaman. Perincian biaya investasi untuk 2 ha kebun kopi dapat dilihat pada Tabel. Biaya investasi ekstensifikasi tanaman kopi pada Tahun ke-0 digunakan untuk pembukaan lahan (land clearing), pembuatan lubang, penanaman tanaman pelindung dan tanaman kopi, serta pembuatan teras. Sedangkan biaya Tahun Ke-1 dan ke 2 digunakan untuk perawatan tanaman, seperti penyulaman, pemupukan dan pencegahan hama dan penyakit. Untuk intensifikasi kebun kopi, biaya yang diperlukan adalah pembelian sarana produksi, peralatan pertanian kecil dan biaya tenaga kerja. Bantuan kredit perbankan diberikan untuk pembelian sarana produksi pertanian, peralatan pertanian dan biaya tenaga kerja untuk pemangkasan.





 Kebutuhan Biaya Kebun Kopi Liberika
Kebutuhan Biaya
Nilai (Rp per 2 Ha)

Ekstensifikasi
Intensifikasi

A. INVESTASI TANAMAN

-   Tahun 0
13.667.580
10.160.610

-   Tahun 1
2.664.600
1.998.450

-   Tahun 2
2.509.200
1.881.900

Jumlah Investasi Tanaman
18.841.280
14.040.960


B. INVESTASI NON TANAMAN
1.680.800
1.770.200

Total Investasi Tan + Non Tanaman
23.022.080
15.811.160

Biaya Umum
600.000
176.739


JUMLAH INVESTASI
20.522.080
15.987.899

Bunga masa Konstruski (IDC)
6.631.304
0


JUMLAH KESELURUHAN
27.753.384
15.987.899



Kebutuhan Biaya
Nilai (Rp/ha)
Sarana Produksi
- Pupuk
668.800
- Pestisida + angkutan
218.250
Peralatan pertanian
885.100
Investasi Lainnya
88.370
Tenaga kerja
678.400
Jumlah
2.538.920

Proyeksi laba/rugi memberikan gambaran tentang keuntungan atau kerugian usaha perkebunan kopi liberika di masa mendatang. Asumsi dasar yang digunakan untuk perhitungan laba atau rugi ini adalah menyangkut kualitas biji kopi yang dijual oleh petani. Petani dapat menjual kopinya kepada Perusahaan Inti dalam bentuk glondongan basah atau kopi tanduk kering. Produktivitas lahan (selama tahun ke-3) sampai akhir tahun ke-11. Sedangkan untuk pola intensifikasi tanaman menghasilkan dianggap mulai tahun ke-1 (sekalipun sebelumnya sudah menghasilkan dengan produktivitas relatif rendah) hingga tahun ke-9.
1.     Pada pola ekstensifikasi, pada tahun pertama kopi berbuah (tahun ke 3) keuntungan petani hanya 3,5 juta/tahun (profit margin 28,9%), maka pada tahun berikutnya, keuntungannya meningkat sejalan dengan peningkatan produktivitas kebun. Keuntungan tersebut mencapai puncaknya pada tahun ke -8 dan ke-9, yaitu Rp. 15,7 juta/tahun (profit margin 69,1%). Pada tahun ke-11, keuntungan bersih petani sebesar Rp. 12,5 juta/tahun (profit margin 61,9%).
2.     Pada pola intensifikasi, pada tanaman kopi berbuah, keuntungan petani hanya Rp. 7,1 juta/tahun (profit margin 57,7%), maka pada tahun ke-6 dan ke-7, keuntungan menjadi Rp. 15,1 juta/tahun (profit margin 66,2%). Pada tahun ke 9, keuntungan bersih petani sebesar Rp. 11,9 juta/tahun (profit) margin 64,9%).

Proyeksi laba-rugi pada tahun ke-3 dan tahun ke-11 kebun kopi liberika
Uraian
Nilai (Rp/2 Ha)
Ekstensifikasi
Intensifikasi
Tahun ke-3
Tahun ke-11
Tahun ke -3
Tahun ke- 9
Hasil Penjualan
12.250.000
19.250.000
12.250.000
19.250.000
Jumlah Biaya Usaha
8.309.727
5.288.169
4.395.753
6.043.895
Pajak dan lain-lain
394.027
1.396.183
785.425
1.320.611
Laba bersih
3.546.246
12.565.648
7.068.822
11.855.495

b.      Cempedak
            Cempedak merupakan salah satu buah varietas unggul nasional yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian Indonesia. Buah cempedak merupakan hasil penyambungan antara bibit pohon nangka dan buah cempedak sendiri. Kelebihan dari buah cempedak ini adalah jumlah buahnya yang cukup banyak dalam satu pohon yang selalu tumbuh tidak ada hentinya. Selain itu, rasa buahnya yang manis dan dagingnya yang tebal tentu menjadi pilihan konsumsi masyarakat. Aroma buah cempedak pun sangat khas. Jumlah bijinya juga terhitung banyak. Selain itu, pohon buah cempedak ini bisa beradaptasi dan tumbuh pada dataran rendah dan medium. Cempedak cocok ditanam di dataran rendah. Salah satunya adalah lokasi penanaman pada daerah yang memiliki curah hujan per tahunnya rata-rata berkisar antara 1.500—2.500 mm. Selain itu, pilihlah lokasi yang mendapat sinar matahari secara langsung. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan bunga dan buah cempedak. Tanah yang dipilih untuk menanam buah ini adalah jenis tanah berpasir, liat berlempung, dan gembur. Cempedak ini sebaiknya ditanam pada tanah dengan pH rendah sekitar 6,0—7,5. Sebaiknya, ketinggian tanah yang tepat untuk budidaya cempedak adalah 0—800 meter di atas permukaan laut. Dalam budidaya cempedak, langkah awal yang perlu dilakukan, yaitu pemilihan benih cempedak. Salah satu caranya dengan memilih bibit yang berasal dari buah yang matang di pohon. Syarat lainnya adalah pilih biji yang bentuknya lebih bulat dan besar dibandingkan yang lainnya.
            Pada tahap pembenihan, biji cempedak ditanam di polybag berukuran 1 liter. Selama setengah tahun biji cempedak tersebut disiram hingga tumbuh dan berdaun menjadi bibit cempedak. Setelah berusia lebih dari 6 bulan, bibit cempedak ini siap tanam. Mengingat cempedak merupakan jenis tanaman berbatang besar dan berdaun rimbun, sebaiknya dalam penanamannya diatur jaraknya sekitar 10 × 10 meter. Pasalnya, jika terlalu dekat akan memperbanyak cabang pohon, sedangkan buahnya menjadi sedikit. Pada tahap budidaya cempedak, bibit yang masih kecil tetap harus disiram secara rutin. Apabila terdapat gulma jangan menyemprotnya dengan pestisida. Sebaiknya, gulma tersebut dipangkas atau dicabut dan dibiarkan mengering di sekitar pohon cempedak. Hal tersebut karena jika menggunakan pestisida akan membuat akar pohon cempedak terganggu dan pohonnya berwarna kekuningan.
            Setelah pohon cempedak mulai besar dan berbuah, perlu dilakukan fumigasi, yaitu pengasapan untuk mendapatkan akar tanaman yang mampu mendapatkan oksigen yang cukup. Cara tersebut memberikan manfaat pada buah. Dimana buah menjadi lebih padat dan berkurangnya risiko buah busuk di pohon. Saat buah mulai membesar, sebaiknya buah dibungkus dengan kantong plastik hitam untuk menghindari serangga dan hewan lainnya. Patokan harga jual untuk budidaya cempedak dapat Anda buat dalam hitungan per kg dimana harga mulai Rp 9.000 hingga Rp 12.000. Ini tergantung dari harga cempedak yang ada di pasaran. Berbuah sepanjang masa. Harganya menggiurkan. Perawatan tidak rewel. Setahun bisa menghasilkan 250 – 300 buah. Dari 1 pohon saja, Rp 13.500.000 bisa masuk kantong. Dikatakannya, pohon yang bisa mencapai tinggi 6 meter ini, di setiap tandannya bisa sebanyak 3 – 5 buah dengan berat per buahnya 3 – 4 kilogram. Di saat panen kecil, yang biasanya terjadi setiap September – Oktober, bisa menghasilkan sebanyak 100 – 150 buah.   Sementara di saat panen besar, yakni setiap April – Mei, buah yang bisa dipanen mencapai 250 – 300 buah. “Itu dari 1 pohon saja, kalau di pekarangan ditanami lebih dari 3 – 5 pokok saja, bisa puluhan juta dikantongi. Buah yang di saat berusia 4 bulan, yakni saat sudah memasuki pasa panen, yakni saat ukuran panjang buah sepanjang 40 – 45 centimeter ini di pasaran bisa dijual dengan harga Rp 45.000 – Rp 50.000 per buahnya. Dengan demikian, jika dikalkulasikan, paling tidak dari 1 pohon, bisa menghasilkan keuntungan sebesar Rp 13.500.000. “Itu dari 1 pohon saja, semakin banyak bisa kita tanam, semakin besar pula kita bisa mendapatkan keuntungan
Analisa bisnis budidaya cempedak
Investasi
Peralatan
 Harga 
pembukaan kebun cempedak
 Rp.
    1.792.200
pengadaan bibit cempedak
 Rp.
       898.500
mesin semprot
 Rp.
       269.360
keranjang panen
 Rp.
           73.960
timbangan
 Rp.
       189.800
golok dan sabit
 Rp.
         73.900
gerobak dorong
 Rp.
       293.500
pompa air
 Rp.
       229.870
timba dan gunting
 Rp.
         63.900
selang air
 Rp.
       129.300
cangkul
 Rp.
           79.920
Peralatan tambahan yang lainnya
 Rp.
           89.160
 Jumlah Investasi
 Rp.
  4.183.370

Biaya Operasional per Bulan
 Biaya Tetap
 Nilai
 pembukaan kebun cempedak 1/12 x Rp. 1.792.200
 Rp.
         149.350
pengadaan bibit cempedak 1/62 x Rp. 898.500
 Rp.
           14.492
mesin semprot  1/62 x Rp 269.360
 Rp.
             4.345
keranjang panen 1/44 x Rp 73.960
 Rp.
             1.681
timbangan 1/62 x Rp 189.800
 Rp.
             4.314
 golok dan sabit 1/62 x Rp. 73.900
 Rp.
             1.192
gerobak dorong 1/62 x Rp 293.500
 Rp.
             4.734
 pompa air 1/62 x Rp 229.870
 Rp.
             3.708
 timba dan gunting  1/44 x Rp. 63.900
 Rp.
             1.452
 selang air 1/44 x Rp. 129.300
 Rp.
             2.939
cangkul 1/44 x Rp. 79.920
 Rp.
             1.816
 peralatan tambahan 1/44 x Rp. 89 160
 Rp.
             2.026
 upah pekerja
 Rp.
     1.500.000
 Total Biaya Tetap
 Rp.
  1.692.048

Biaya Variabel
pupuk
 Rp.
   19.400
 x
  30
 =
 Rp.
      582.000
pupuk kimia
 Rp.
   29.300
 x
  30
 =
 Rp.
      879.000
pestisida dan obat
 Rp.
  35.300
 x
  30
 =
 Rp.
  1.059.000
biaya lainnya
 Rp.
   22.000
 x
  30
 =
 Rp.
      660.000
Biaya transportasi
 Rp.
   21.500
 x
  30
 =
 Rp.
      645.000
pengemas dan tali rafia
 Rp.
  12.300
 x
  30
 =
 Rp.
      369.000
 BBM
 Rp.
   24.300
 x
  30
 =
 Rp.
       729.000
 Total Biaya Variabel
 Rp.
 4.923.000

Total Biaya Operasional
 Biaya tetap + biaya variabel =
 Rp.
 6.615.048

Pendapatan per panen
    34
 kg
 x
 Rp.
  9.000
 =
 Rp.
   306.000
Rp.
    306.000
 x
   30
 hr
 =
 Rp.
9.180.000

Keuntungan per Bulan
 Laba    = Total Pendapatan – Total Biaya Operasional
 Rp.
    9.180.000
 –
6.615.048
 =
 Rp.
     2.564.952

Lama Balik Modal
Total Investasi / Keuntungan =
 Rp.
  4.183.370
 :
       2.564.952
 =
          2
 bln
Dari analisa di atas dapat disimpulkan apabila bisnis budidaya cempedak sangat menguntungkan dimana modal Rp 4.183.370 dengan kentungan per bulan Rp 2.564.952 dan balik modal dalam 2  bulan.

c.   Nangka
            Nangka merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari India dan menyebar ke daerah tropis termasuk Indonesia. Pohon nangka cocok tumbuh di daerah yang memilki curah hujan tahunan rata-rata 1.500-2.500 mm dan musim keringnya tidak terlalu keras. Nangka dapat tumbuh di daerah kering yaitu di daerah-daerah yang mempunyai bulan-bulan kering lebih dari 4 bulan. Pohon nangka tahan terhadap pH rendah (tanah masam) dengan pH 6,0-7,5, tetapi yang optimum pH 6-7. Pohon nangka dapat tumbuh dari mulai dataran rendah sampai ketinggian tempat 1.300 m dpl. Namun ketinggian tempat yang terbaik untuk pertumbuhan nangka adalah antara 0-800 m dpl. Pohon nangka yang dipelihara di kebun buah jarak tanamnya 8 - 12 m, dalam pola segi empat atau segi enam: kepadatan yang umum adalah 100-120 batang/ha. Jarak tanamnya antara lobang tanam yakni 12 x 12 m atau 4 x 6 m. Untuk meningkatkan tanaman diperlukan tambahan pupuk daun guna merangsang pembentukan daun. Pemberian pupuk daun dilakukan selang 2 minggu sampai tanaman umur 17 bulan. Jenis pupuk daun yang digunakan adalah Gandasil D/Bayfolan. Pohon nangka yang berbuah besar berbuah pada umur 5-10 tahun sedangkan nangka mini pada umur 1,5-2 tahun. Pada umumnya buah masak setelah 8 bulan sejak bunganya muncul. Umur maksimum produksi buah 20-30 tahun, sesudah itu harus diremajakan. Hasil buah per tahun per pohon beragam umumnya berkisar 8-12 buah/pohon/tahun.

Biaya produksi tahun ke-1
1. Tanah 1 ha @ m 2 x Rp. 15.000.000,- Rp. 15.000.000,-
2. Bibit 150 pohon @ Rp. 50.000,- Rp. 7.500.000,-
3. Pupuk
* Kandang 9500 kg @ Rp. 60,- Rp. 570.000,-
* Urea 1400 kg @ Rp. 1.600,- Rp. 2.240.000,-
* TSP 1400 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 2.100.000,-
* KCl 1400 kg @ Rp. 1.600,- Rp. 2.240.000,-
* NPK 1400 kg @ Rp. 2.800,- Rp. 3.920.000,-
* Hormon/mineral 70 liter @ Rp. 3.500,- Rp. 245.000,-

4. Obat & pestisida
* Insektisida 150 liter @ Rp. 5.000,- Rp. 750.000,-
* Fungisida 150 liter @ Rp. 5.000,- Rp. 750.000,-

5. Alat & bangunan
* Bangunan & sumur Rp. 2.500.000,-
* Alat semprot 2 unit @ Rp. 75.000,- Rp. 150.000,-
* Cangkul 2 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 10.000,-
* Sabit 2 buah @ Rp. 3.500,- Rp. 7.000,-
* Garpu 2 buah @ Rp. 3.000,- Rp. 6.000,-
* Golok 2 buah @ Rp. 7.500,- Rp. 15.000,-
* Gunting pangkas 3 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 15.000,-
* Gergaji pangkas 2 buah @ Rp. 6.000,- Rp. 12.000,-
* Ember 5 buah @ Rp. 3.000,- Rp. 15.000,-

6. Tenaga kerja tetap
* Upah 5 bok 12 x 2 orang x Rp. 30.000,- Rp. 3.600.000,-
* Pakaian 5 x Rp. 45.000,- Rp. 225.000,-
* THR 5 x Rp. 25.000,- Rp. 125.000,-

7. Tenaga kerja lepas
* Membuat lubang tanam 15 OH @ Rp. 3.000,- Rp. 45.000,-
* Memupuk & menanam 25 OH @ Rp. 3.000,- Rp. 75.000,-
* Jumlah biaya produksi tahun ke-1 Rp. 42.115.000,-

2. Pendapatan & keuntungan
1. Tahun ke-5 produk ke 1: 0,25x150x30xRp. 30.000 Rp. 33.750.000,- maka Keuntungan Rp. 33.750.000 – Rp. 42.115.000 = - Rp. 8.365.000,-
2. Tahun ke-6 produk ke 2: 0,25x150x60xRp. 30.000 Rp. 67.500.000,- maka Keuntungan Rp. 67.500.000-Rp.8.365.000+Rp. 16.765.000 Rp. 42.370.000,-
3. Investasi rata-rata perpohon: Rp. 175.096,-
Pada tahun ke-7 keuntungan sudah bisa menutupi investasi dikeluarkan.

d.      Sirsak
            Tanaman sirsak memiliki nilai prospek dan daya tawar yang baik untuk menjadi semacam bidang usaha yang bernilai komersial. Sehingga perlulah upaya untuk meningkatkan produktifitasnya melalui budidaya secara organik agar tanaman mampu terbebas dari factor kimia dapat menghasilkan sirsak yang mempunyai manfaat dan khasiat obat secara maksimal. Sirsak merupakan jenis tanaman yang dapat tumbuh dan berbuah sepanjang tahun. Bibit tanaman sirsak dapat berasal dari hasil pengembangan generatif, tapi disini lebih dianjurkan menggunakan bibit tanaman sirsak yang berasal dari pohon hasil pengembangan vegetatif yakni berupa bibit okulasi atau cangkokan terhadap pohon sirsak yang telah berumur 10-12 bulan. Tanaman sirsak menghasilkan buah rata-rata 20 buah/pohon/tahun dengan bobot berkisar 10-60 kg. Penanaman dengan biji mulai berbuah setelah umur 6 tahun. Sementara itu, penanaman dengan bibit okulasi mulai berbuah setelah tiga tahun dipelihara.

Berikut adalah contoh analisis usaha budidaya sirsak :
Modal Tetap
Sewa lahan 1 ha (10 tahun) Rp. 32.000.000,00
Bibit sirsak 300 buah Rp. 7.500.000,00
Perlengkapan budi daya Rp. 7.000.000,00
Total modal tetap Rp. 46.500.000,00
Biaya produksi tahun ke-6
Obat Rp. 5.000.000,00
Pupuk (organik dan kimia) Rp. 30.000.000,00
Tenaga kerja Rp. 33.850.000,00
Penyusutan dan biaya lain-lain Rp. 30.000.000,00
Total biaya produksi Rp. 98.850.000,00
Pendapatan dan keuntungan
Panen tahun ke-4 : 10 kg/phn x 300 phn x Rp 3.800,00/kg = Rp 11.400.000,00.
Panen tahun ke-5 : 30 kg/phn x 300 phn x Rp 3.800,00/kg = Rp 34.200.000,00.
Panen tahun ke-6 : 50 kg/phn x 300 phn x Rp 3.800,00/ kg = Rp 57.000.000,00.
Total pendapatan sebesar = Rp 102.600.000,00.
Keuntungan = pendapatan — biaya produksi = Rp 102.600.000,00 –Rp 98.850.000,00 = Rp 3.750.000,00
Analisis usaha tersebut, sebagai ilustrasi kasar mengenai perkiraan hasil yang akan diperoleh dari budidaya sirsak dengan skala tertentu. Dengan penanganan yang cermat hasil budidaya yang diperoleh akan lebih maksimal.

e.     Jengkol
            Tanaman jengkol adalah jenis tanaman musiman sehingga dapat berbuah antara bulan November sampai Januari. Tanaman jengkol sangat tinggi dan untuk ketinggiannya bisa mencapai 26 m. Tanaman jengkol dapat dipanen sekitar umur 5 tahun. Setiap satu pohon jengkol bisa menghasilkan buah jengkol antara 15 hingga 20 kg dan bisa dipanen setiap harinya.
Analisis usaha tanaman jengkol akan dijelaskan dibawah ini :
Peralatan                   
Sewa Pajak Lahan      Rp.     7,700,000
 Pompa Air     Rp.     2,300,000
 Mesin hand sprayer   Rp.     700,000
 Sabit   Rp.     115,000
 Penyiram tanaman gembor   Rp.     95,000
 Selang            Rp.     200,000
 Golok Rp.     150,000
 Cangkul         Rp.     140,000
 Gerobak dorong         Rp.     650,000
 Geraji Rp.     300,000
 Timba Rp.     85,000
 Timbangan     Rp.     750,000
 Wadah untuk panen   Rp.     200,000
 Peralatan tambahan   Rp.     100,000

 Jumlah Investasi       Rp.     13,485,000

Biaya Operasional per Bulan                       
Biaya Tetap              
 Penyusutan sewa pajak lahan 1/30 x Rp. 7.700.000 Rp.     256,667
 Penyusutan pompa air 1/30 x Rp. 2.300.000            Rp.     76,667
 Penyusutan mesin hand sprayer 1/30 x Rp. 700.000            Rp.     23,333
 Penyusutan sabit 1/30 x Rp. 115.000            Rp.     3,833
 Penyusutan penyiram tanaman gembor 1/30 x Rp. 95.000  Rp.     3,167
 Penyusutan selang 1/30 x Rp. 200.000         Rp.     6,667
 Penyusutan golok 1/30 x Rp. 150.000          Rp.     5,000
 Penyusutan cangkul 1/30 x Rp. 140.000       Rp.     4,667
 Penyusutan gerobak dorong 1/30 x Rp. 650.000      Rp.     21,667
 Penyusutan geraji 1/30 x Rp. 300.000          Rp.     10,000
 Penyusutan timba 1/30 x Rp. 85.000            Rp.     2,833
 Penyusutan timbangan 1/30 x Rp. 750.000  Rp.     25,000
 Penyusutan wadah untuk panen 1/30 x Rp. 200.000 Rp.     6,667
 Penyusutan alat tambahan 1/30 x Rp. 100.000         Rp.     3,333
 Total Biaya Tetap                                                      Rp.    449,500

Biaya Variabel                                                                                  
 Bibit jengkol  Rp.     110,000 x        30       =         Rp.     3,300,000
 Pupuk alami   Rp.     93,000 x         30       =         Rp.     2,790,000
 Pupuk buatan Rp.     93,000 x         30       =         Rp.     2,790,000
 Karung           Rp.     45,000 x         30       =         Rp.     1,350,000
 Pestisida hama           Rp.     75,000 x         30       =         Rp.     2,250,000
 Pestisida rumput        Rp.     91,000 x         30       =         Rp.     2,730,000
 Pekerja           Rp.     100,000           x         30       =         Rp.     3,000,000
 Tali    Rp.     35,000 x         30       =         Rp.     1,050,000
 Polibag           Rp.     25,000 x         30       =         Rp.     750,000
Total  Biaya Variabel                                                                        Rp.     16,710,000

Total Biaya Operasional                  
 Biaya tetap + biaya variabel = Rp.    17,159,500
Pendapatan per Bulan                                                          
 Penjualan rata – rata = 130   Kg       x         Rp.     8,000   = Rp.  1,040,000
Rp.1,040,000  x30hr  = Rp.  31,200,000



Keuntungan per Bulan                                                          
 Laba    = Total Pendapatan – Total Biaya Operasional
Rp.         31,200,000   –         17,159,500      =         Rp.     14,040,500
Lama Balik Modal                                                                            
 Total Investasi / Keuntungan = Rp. 13,485,000/14,040,500            =1 bulan

Previous
« Prev Post