Lahan Gambut Kabupaten Bengkalis

Luas lahan gambut di Kabupaten Bengkalis diperkirakan sebesar 800.017,67 ha (69,68% dari total luas dataran kabupaten), yang dapat dibedakan berdasarkan penyebarannya pada setiap kecamatan, yaitu Bukit Batu 120.181,38 ha; Merbau 110.920,17 ha; Pinggir 99.778,20 ha; Siak Kecil 86.455,81 ha; Tebing Tinggi 74.573,37 ha; Rupat 66.260,52 ha; Rangsang 52.489,08 ha; Bengkalis 41.584,23 ha; Mandau 40.355,58 ha; Tebing Tinggi Barat 39.954,09 ha; Bantan 33.030,86 ha; Rangsang Barat 20.520,63 ha; dan Rupat Utara 13.913,75 ha. Penggunaan lahan gambut di Kabupaten Bengkalis antara lain untuk hutan lindung, hutan suaka alam, hutan produksi, perkebunan, pertanian (Nasrul, 2010).

Bahaya kebakaran lahan gambut merupakan salah satu bencana yang menjadi perhatian semua pihak secara nasional karena memiliki dampak kerugian bagi masyarakat nasional dan regional. Data 5 tahun terakhir 2014-2018 menunjukkan bahwa setiap tahun terjadi kebakaran gambut. Puncaknya tahun 2015 seluas 2.611.411,44 ha dan tahun 2018 seluas 510.564,21 ha (Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, 2019) 

Kebakaran lahan gambut terjadi karena adanya 3 elemen penting yang mendukung terjadinya kebakaran yaitu bahan bakar berupa material organik gambut, oksigen, dan api pemicu terjadinya kebakaran (complete combustion) yaitu bahan bakar, oksigen dan energi panas yang disebut dengan segitiga api. Menurut teori segi tiga api (fire triangel) kebakaran terjadi karena adanya 3 faktor yang menjadi unsur api yaitu bahan bakar (fuel), sumber panas (heat) dan oksigen (Soehatman, 2010). 

Tingkat ketersediaan bahan bakar di lahan gambut yang mudah terbakar dipengaruhi oleh kondisi kelembaban tanah gambut. Kelembaban tanah gambut dipengaruhi oleh tinggi muka air gambut. Simatupang et al. (2018) menyampaikan bahwa secara teori Tinggi Muka Air (TMA) akan mempengaruhi kadar air, semakin jauh tinggi air dari permukaan gambut cenderung meningkatkan kadar air seperti pada TMA 30 cm dan 80 cm, namun tidak terjadi pada kedalaman 50 cm, hal ini dapat saja dipengaruhi karena kondisi lokasi gambut yang cenderung bervariasi

Kawasan lahan gambut di Kabupaten Bengkalis memiliki tingkat bahaya kebakaran cukup tinggi terlihat dari adanya kebakaran lahan gambut setiap musim kemarau. Pada awal tahun 2019, berdasarkan laporan harian siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan Provinsi Riau, dari total 2.700 hektare lahan terbakar, mayoritas terjadi di Kabupaten Bengkalis yaitu tercatat luas lahan terbakar mencapai 1.263,83 hektare. Hampir setiap kecamatan di Kabupaten Bengkalis dilanda kebakaran sepanjang awal 2019 ini. Namun, kebakaran terparah tercatat di Pulau Rupat, Bengkalis (Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau, 2019)

ADAT ISTIADAT DI KEPENGHULUAN RANTAU BAIS

ADAT ISTIADAT DI KEPENGHULUAN RANTAU BAIS

Sehubungan dengan masyarakat Rantau Bais sebagian besar terdiri dari keturunan masyarakat
melayu Tambusai,adat istiadat yang turun temurun ini sangat banyak mempengaruhi pola kehidupan
masyarakat walaupun hal itu untuk sekarang ini tidak layak lagi dikerjakan,namun demikian untuk
kebudayaan yang sifatnya positif dan sesuai dengan pola kehidupan berbangsa dan bernegara tetap
dilestarikan dan dibina.
Masyarakat melayu tambusai terdiri 9 ( Sembilan) suku ditambah 2 (dua) suku anak-anak raja
yang masing-masing suku dikepalai oleh seorang pucuk suku (Kepala Suku) dibantu oleh tunkek
(Wakil) dan beberapa orang induk,kemudian tiap-tiap induk dibantu pula oleh beberapa orang mata
bawah perut,sedangkan anggota pengurus suku disebut Ninik Mamak dan anggota suku disebut Anak
kemenakan.
Sedangkan suku-suku yang merupakan keturunan melayu tambusai yang ada di Kepenghuluan
Rantau Bais hanya terdapat 7 (Tujuh) Suku yang tiap-tiap suku dikepalai oleh seorang Kepala Suku
antara lain :

1. Suku Melayu
2. Suku Ampu Sialok
3. Suku Kandang Kopuh
4. Suku Kuti Setia Maharaja
5. Suku Ampu Setia Pahlawan
6. Suku Malenggang
7. Suku Ampu Karang
Dalam kehidupan bermasyarakat di Kepenghuluan Rantau Bais,hal-hal yang di adatkan adalah
sebagai berikut :

1. Kegiatan Pernikahan/Perkawinan
2. Kegiatan Sunat Rasul
3. Ketan tindik (Memasang Anting-anting)
4. Timbun tanah atau acara pembangunan Kuburan.

Dalam pelaksanaan Adat Istiadat di Kepenghuluan Rantau Bais,peranan Ninik mamak sangat besar
sekali dalam hal menjaga kerukunan,keserasian,penyelesaian pertikaian antara anak kemenakan baik
dalam satu suku maupun dalam situasi antar suku.
Untuk masyarakat yang tidak bergabung dalam keanggotaan suku (Anak Kemenakan) dari
suku-suku yang ada di Kepenghuluan Rantau Bais,apabila mereka bersedia diatur dapat menjadi
anggota suku,biasanya bagi penduduk pendatang yaitu dengan cara melarutkan diri pada salah satu
suku dengan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh adat istiadat Kepenghuluan Rantau
Bais,pepatah adat mengatakan “ Dekat Mencari Kaum Famili, Jauh Menacari Suku”.-

Keadaan Umum Petani Padi di Desa Raja Bejamu

Keadaan Umum Petani Padi di Desa Raja Bejamu

Desa Raja Bejamu merupakan desa yang sangat berpotensi untuk dilakukan penanaman tanaman padi dengan skala besar, karena Desa Raja Bejamu ini merupakan satu dari beberapa desa yang memiliki topografi yang sesuai untuk pembudidayaan tanaman padi, baik dari kondisi tanah dan iklim yang ada di diuntungkan dalam penjualan gabah basah karena lebih efisien baik dari segi waktu maupun biaya, harga jual gabah basah yaitu Rp 3.750/Kg, sedangkan harga jual untuk gabah kering yaitu Rp 4.500/Kg. Luas Tanam Sebanyak 625 Ha produksi 9.984 Ton

Petani di Desa Raja Bejamu merupakan penduduk campuran dari berbagai suku yang mana asli penduduk lokal dan pendatang, tanah yang diolah merupakan hasil dari pembukaan lahan yang dulunya hutan yang memang dibiarkan oleh pemerintah dan sampai sekarang masih ada masyarakat pendatang dari luar Kecamatan Sinaboi yang datang untuk membuka lahan untuk diolah menjadi pertanian. Berkembangannya usaha perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau maka ikut juga masyarakat Desa Raja Bejamu mengalih fungsikan lahan pertanian menjadi tanaman kelapa sawit karena didorong oleh pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan pendapatan dari sektor pertanian. Sehingga banyak petani yang lebih tertarik membudidayakan tanaman kelapa sawit dibandingkan dengan tanaman padi serta masyarakat Desa Raja Bejamu juga mengalih fungsikan lahan pertaniannya menjadi perkebunan kelapa sawit. Sejauh ini memang sudah ada peran pemerintah untuk tidak mengalih fungsikan lahan pertanian menjadi perkebunan tetapi cuma sebatas bicara tidak ada tindakan yang membuat para petani takut dan mengasih arahan serta anjuran saja. Tetapi masih ada sebagian lahan masyarakat Desa Raja Bejamu yang tidak dialih fungsikan menjadi lahan perkebunan hal ini karena sadar akan mahalnya harga kebutuhan sembako seperti beras.

Pertanian di Desa Raja Bejamu masih alami dan mengolah lahan pertaniannya satu tahun sekali dan masih menggunakan bibit yang 6 bulan panen, Pada tahun 2012 produksi padi Desa Raja Bejamu meningkat yaitu 9.984,6 ton, luas panen 2.322/ha sedangkan luas panen 625/ha dibandingkan dengan lain yang ada di Kecamatan Raja Bejamu. Adapun untuk penanaman benih dimulai pada bulan desember hal ini dikarenakan pada bulan desember biasanya masyarakat percaya adanya musim penghujan karena pertanian di Desa Raja Bejamu tidak adanya sistem irigasi sehingga petani memulai penanaman dibulan desember.

Bibit yang digunakan oleh para petani umumnya yaitu Padi Sikuning atau lebih dikenal luas oleh masyarakat yaitu Kuku Balam. Petani padi di Desa Raja Bejamu ini memegang peran penting sebagai pendapatan untuk menopang hidup keluarga walaupun pada kenyataannya produktivitas tanaman padi yang diusahakan petani masih rendah karena hanya dibudidayakan satu tahun sekali. Secara teknis rendahnya produksi pembudidayaaan padi disebabkan kurangnya pengetahuan petani, seperti pengolahan lahan, pemilihan bibit, pemupukan dan pemeliharaan. Sebagian besar petani memiliki pengalaman berusahatani yang cukup baik, tetapi masih kurang dan perlu adanya peran dari pemerintah untuk membimbing para petani untuk berusahatani yang baik dengan sedikit mengeluarkan modal dan menghasilkan keuntungan yang besar.

Saluran Pemasaran Pertanian Padi

Pemasaran hasil pertanian petani padi memasarkannya ke Medan seperti Tebing Tinggi dan Pematang Siantar. Adapun kendala-kendala yang sering dihadapi para petani padi diantaranya adalah sulitnya mendapatkan pupuk seperti pupuk urea dan serangan hama penyakit seperti wereng, penggulung daun, orong-orong, keong mas dan burung. Pengelolaan usahatani padi ditangani langsung oleh PPL (Petugas Penyuluh Lapangan) yaitu sumber bagi petani untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan yang ada. Maju dan berkembangnya petani di Raja Bejamu ini tergantung pada motivasi yang diberikan oleh para penyuluh lapangan. Petani di Desa Raja Bejamu ini berjumlah 400 petani yang mana setiap kelompok tani ada 25 anggota kelompok yang berjumlah 16 kelompok. Pada setiap anggota kelompok tani di awasi dan dibimbing langsung oleh petugas penyuluh lapangan (Petugas penyuluh lapangan Raja Bejamu,2012).

 

Saluran pemasaran padi di Desa Raja Bejamu terdiri dari 40 petani yang menjual kepada 5 pedagang pengumpul yang berada di berbeda Kecamatan seperti Kecamatan Sinaboi, Bangko serta Rimba Melintang dan 1 pedagang besar yang berada di Kota Medan Sumatera Utara. Jumlah petani yang menjual kepada masing-masing pedagang pengumpul berbeda satu sama lain. Dalam saluran pemasaran ini, petani mengeluarkan biaya konsumsi mereka mengeluarkan Rp. 883,8 untuk biaya pekerja.

Salah satu alasan petani mengeluarkan konsumsi yaitu karena petani merasa kasihan dengan pekerja panen selain itu sudah jadi kewajiban untuk memberikan konsumsi. Biaya upah panen biasanya berfluktuasi mengikuti perputaran harga pasaran gabah di Raja Bejamu yang diambil pedagang pengumpul. Adapun harga jual petani kepada pedagang pengumpul yaitu Rp 3.750/kg, sedangkan pedagang pengumpul menjual kepedagang besar adalah sebesar Rp 4.800/kg.

Sistem pembayaran pada pemasaran gabah melalui dua cara yaitu pembayaran tunai ataupun peminjaman modal diawal penanaman. Dalam pembayaran tunai yaitu dilakukan pada saat selesai penimbangan maka akan langsung pembayaran tunai tanpa adanya hutang/bon. Sedangkan dalam hal ini yang dimaksud dengan pembayaran diawal penanaman adalah disaat petani kekurangan modal untuk biaya berusaha tani tetapi tidak semua petani meminjam modal kepedagang pengumpul hanya sebagian kecil aja bagi petani yang kurang mampu.

Pedagang pengumpul hanya menjual gabah ke satu pedagang besar saja di Kota Medan, ini disebabkan karena sudah adanya langganan atau terikat perjanjian harga yang disepekati oleh pedagang. Selain itu mereka juga sudah cukup lama menjalin hubungan kerja sama sehingga mereka sudah saling percaya satu sama lainnya antara pedagang pengumpul dengan pedagang besar. 

Profil Desa Raja Bejamu

Profil Desa Raja Bejamu

Desa Raja Bejamu

Desa Raja Bejamu merupakan Desa yang terletak di Kacamatan Sinaboi Kabupaten Rokan Hilir. Secara geografis Desa Raja Bejamu berada pada posisi 1 0 14’00”LU-2 0 45’00”LU dan 1000 17’00”BT-1010 21’00”BT. Desa Raja Bejamu memiliki luas wilayah 9200 km2 yang terdiri dari 4 Rukun Warga (RW) dan 17 Rukun Tetangga (RT). Desa Raja Bejamu memiliki batas-batas dengan wilayah lainnya, yaitu : sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan berbatasan dengan Bukit Kapur, sebelah barat berbatasan dengan Desa Sei- Nyamuk, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sei- Bakau.

Secara administratif Desa Raja Bejamu termasuk dalam wilayah Kecamatan Sinaboi Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Jarak Desa Raja Bejamu dari Ibu Kota Kecamatan sejauh 15 Km, jarak ke Ibu Kota Kabupaten (Rokan Hilir) 27 Km, jarak ini dapat ditempuh dengan transportasi darat. Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Desa Raja Bejamu keadaan iklim di penghuluan tersebut tidak jauh berbeda di Desa lainnya di Kabupaten Rokan Hilir yaitu beriklim tropis dengan curah hujan 1.808,5 mm/tahun dan temperatur udaranya berkisar pada 24oC-32oC.

Penduduk Desa Raja Bejamu Jumlah dan Tingkat Pendidikan

Penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan, dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.497 (50,69 %) dan perempuan 2.429 jiwa (49,30 %) sehingga di dapat Sex Rasio adalah 102,8 %, artinya setiap 100 penduduk wanita berbanding dengan 103 penduduk laki-laki. sebagian besar tingkat pendidikan masyarakat Desa Raja Bejamu banyak yang Tidak Sekolah yaitu sebanyak 4560 orang (92,57 %), ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemiskinan masyarakat nelayan di Desa Raja Bejamu.

Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk Desa Bejamu terdiri dari bidang perikanan, pertanian, perdagangan, dan lain-lain. Untuk mengetahui jumlah penduduk di Desa Bejamu dapat dilihat pada Tabel 3.


Gambaran Masyarakat Nelayan Di Desa Raja Bejamu

Kondisi fisik perairan laut Desa Raja Bejamu berwarna jernih dan keruh. Fungsi utama dari perairan laut yang ada di Desa Raja Bejamu ini adalah di pergunakan untuk menangkap ikan oleh para nelayan yang ada di Desa Raja Bejamu. Masyarakat nelayan di Desa Raja Bejamu terdapat dua macam yaitu nelayan pribadi dan nelayan buruh. Nelayan pribadi yaitu nelayan yang mempunyai kapal dan alat tangkap sendiri untuk menangkap ikan sedangkan nelayan buruh yaitu nelayan yang bekerja dengan orang

Sarana dan Prasarana di Desa Raja Bejamu

Sarana dan prasarana di Desa Raja Bejamu terdapat mesjid 5 buah, gereja 4 buah dan kelenteng 1 buah. Di Desa Raja Bejamu juga terdapat gedung permanen 30 buah, rumah panggung 270 buah, semi permanen 40 buah dan rumah papan 470 buah. Berdasarkan agama dan lingkungan di Desa Raja Bejamu yang mendominasi tempat ibadah yaitu mesjid dan tempat tinggal nelayan yang mendominan yaitu rumah papan 470 buah karena di Desa Raja Bejamu merupakan wilayah pesisir. Kemudian di Desa Raja Bejamu terdapat 2 Taman kanak-kanan (TK), Sekolah Dasar (SD) 4 buah dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2 buah kemudian di Desa Raja Bejamu terdapat 14 Bangliau yang semua pemilik bangliau tersebut yaitu orang Tionghoa


Contoh Proposal Serai Wangi

Nomor             : 01/NJ/SKM/VIII/2016                                 Kepada Yth,                                   

Lampiran         : 1 jilid                                                            Yanti Komalasari

Perihal            : Permohonan Bantuan Alat Penyulingan       Anggota DPRD Riau

Perihal             : Permohonan Bantuan alat penyulingan        Provinsi Riau                                   

 

Dalam rangka mendukung suksesnya program bidang perekonomian dalam sektor pertanian, dengan pertumbuhan masyarakat yang cukup pesat maka perlu dilakukan pengembangan pertanian dalam hal ini penyulingan minyak serai wangi yang sangat dibutuhkan demi peningatan perekonomian masyarakat.

Oleh karena itu, kami kelompok tani “Harapan Jaya” Kelurahan Pelintung Kecamatan Medang Kampai Kota Dumai mengajukan permohonan bantuan alat penyulingan minyak serai wangi agar kiranya mendapat prioritas.

Besar harapan kami kiranya kebijaksanaan Ibu berpihak kepada kami, mengingat sangat perlunya bantuan tersebut untuk membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas usaha yang kami miliki sekaligus meningkatkan taraf hidup kelompok kami.

Demikian permohonan ini kami buat atas bantuan dan kebijaksanaan Bapak/Ibu kami ucapkan terimakasih.                      

       Mengetahui,                                                                                                                                                                                 Ketua                                                                                          

                Lurah Pelintung                                                                  Kelompok Tani Harapan Jaya

                                                

 

 

       ALAZNI S.T.                                                                              AFRIANTO


PENDAHULUAN

Latar Belakang

            Kelurahan merupakan sebuah lembaga yang bersentuhan langsung dengan masyarakat maka kelurahan menjadi ujung tombak sebuah pembangunan, oleh sebab itu dibutuhkan suatu integralitas,sinergitas dan  kontinuitas pembangunan , yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.

            Sektor-sektor yang terdapat dalam kelurahan seperti sektor kesehatan, pendidikan, ekonomi produktif serta sektor sarana dan prasarana pada umumnya masih kurang dirasakan oleh masyarakat. Seperti halnya di Kelurahan kami yaitu Kelurahan Pelintung Kecamatan Medang Kampai Kota Dumai Provinsi Riau

            Kelurahan Pelintung memiliki beberapa potensi yang belum tergarap dengan sepenuhnya dalam sektor pertanian dan perkebunan. Maka dari itu pemerintah daerah provinsi berkewajiban untuk menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya dengan menggali potensi yang ada di daerah guna memberikan peningkatan nilai tambah kepada masyarakat. Salah satu upaya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dalam sektor pertanian yaitu dengan  penyulingan minyak serai wangi, guna membentuk kemandirian dan pengembangan usaha yang efisien dan produktif.

            Pembudidayaan tanaman serai wangi yang saat ini sudah masih di budidayakan di keluarahan pelintung membutuhkan pembangunan penyulingan minyak serai wangi yang merupakan alternatif untuk meningkatkan pendapatan masyarakat petani. Usaha meningkatkan produksi minyak serai wangi dengan cara pengembangan tanaman dan penyulingan sangat terbuka lebar. Dikarenakan semakin banyaknya permintaan konsumen akan minyak serai wangi karena berkembangnya industri kosmetik dan parfum baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

 

Maksud dan Tujuan

a.       Meningkatkan produksi minyak serai wangi agar memenuhi persyaratan sehingga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

b.       Meningkatkan penghasilan para petani minyak serai wangi agar bisa hidup makmur.

c.       Meningkatkan pengetahuan petani mengenai proses penyulingan minyak serai wangi yang baik dan benar.

Sasaran yang ingin dicapai

            Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah :

1.   Meningkatkan pendapatan kelompok tani minyak serai wangi

2.   Membuka lapangan kerja

Profil umum kelompok

            Kelompok Tani Harapan Jaya merupakan kelompok tani yang beranggotakan 25 orang dengan susunan pengurus kelompok sebagai berikut :

            Ketua              : Afrianto

            Sekretaris        : Muhammad Ridwan

            Bendahara       : Subagio

            Masing-masing anggota patuh dan tunduk pada aturan dan kesepakatan bersama, sebagai penanggung jawab kelompok Tani Harapan  Jaya adalah Bapak Afrianto

            Faktor pendukung proses penyulingan minyak serai wangi ini adalah :

1.      Ketersediaan Lahan

Dalam budidaya tanaman serai wangi di kelurahan pelintung cukup didukung dengan adanya lahan yang kosong (belum terolah). Sehingga dapat dimanfaatkan oleh petani guna meningkatkan perekonomian para petani serai wangi.

2.      Tersedianya Tenaga Kerja

Pada umumnya para pemuda di Kelurahan Pelintung untuk memenuhi kebutuhan hidup mengandalkan merantau diluar daerah, namun jika budidaya tanaman serai wangi dan produksi minyak diterapkan dengan baik maka akan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi para pemuda di Kelurahan Pelintung.

3.      Prospek Pasar

Prospek pasar untuk tanaman serai wangi sangatlah bagus, dalam penyediaan bahan baku kosmetik dan pearfum untuk pasar lokal. Semakin berkembangnya zaman permintaan tanaman nilam dipasar lokal diperkirakan akan meningkat.

Penjualan minyak serai wangi berada di tangan pengepul berkisar Rp.250.000,/kg, seiring dengan perkembangan teknologi maka strategi pemasaran dilakukan dengan cara mengirim minyak serai wangi langsung ke tempat produksi misalnya kosmetik dan parfum.

Usaha Yang Ingin Dikembangkan

            Usaha yang ingin dikembangkan oleh kelompok tani Harapan Jaya adalah membudidayakan tanaman serai wangi serta meningkatkan produksi minyak serai wangi.

Pada saat ini kapasitas penyulingan masih skala kecil sebanyak 200 kg dan memakan biaya operasional yang tinggi dan tidak efisien, proses penyulingan masih menggunakan jasa dengan biaya Rp.500.000,/1 kali penyulingan dengan menghasilkan minyak serai wangi berkisar antara 1- 1,5 kg minyak serai wangi. Diharapkan dengan adanya bantuan alat penyulingan dari anggota DPR Provinsi Riau dapat menekan anggaran pengeluaran, sehingga dapat meningkatkan pendapatan kelompok tani Harapan Jaya


RENCANA ANGGARAN BIAYA

PEMBUATAN TEMPAT PENYULINGAN SERAI WANGI


PENUTUP

Demikian proposal permohonan bantuan alat penyulingan minyak serai wangi untuk kelompok tani Harapan Jaya Kelurahan Pelintung . Besar harapan kami agar permohonan kami dapat dipertimbangkan untuk kemudian direalisasikan agar kelompok tani Harapan Jaya dapat segera melakukan kegiatan kelompok. Dan semoga niat dan usaha baik ini mendapat kemudahan dari Tuhan Yang Maha Esa.