Pemetaan Wilayah Rawan Terbakar Kepenghuluan Mumugo

Posted by Restorasi Gambut on

Kegiatan pemetaan wilayah rawan terbakar di kepenghuluan mumugo dilaksanakan pada tanggal 29 september 2018. pada kegiatan survey tersebut didampingi langsung oleh wakil ketua mpa yang memang kebetulan merupakan koordinator pemadaman untuk wilayah utara mumugo (jalan putri ayu/simpang pt). pada kesempatan itu tim mendapatkan titik koordinat wilayah rawan dan sekaligus merupakan daerah yang pernah terbakar.

Titik pertama yang diambil adalah titik terjauh yaitu lokasi yang berbatasan langsung dengan tanjung belawan. lokasi tersebut merupakan daerah kebakaran terluas di kepenghuluan mumugo yaitu sekitar lebih kurang 100 hektar dengan titik koordinat N: 01o 38’ 44.5’’ dan E: 101o 14’53.3’’.  kebakaran pada lokasi itu terjadi pada tanggal 2 april 2018. lama pemadaman selama 5 hari yaitu sampai tanggal 6 april 2018. adapun sumber api berawal dari tanjung belawan.

Tim yang ikut berpartisipasi dalam pemadaman kebakaran terluas itu adalah dari bnpb, manggala agni, polsek, polres, koramil, masyarakat ladang serta mpa mumugo. pada kesempatan itu jumlah mesin pemadam diperkirakan sebanyak 3 dari mpa, 5 dari masyarakat ladang, dan 1 dari pihak lainnya. pemilik lahan tersebut adalah pak budiono (±40 ha), karyawaan wilmar (±20 ha) dan sisanyanya adalah milik masyarakat setempat. Pada lokasi juga pernah terjadi kebakaran pada tahun 2013 dan 2017.

Titik kedua lokasi rawan terbakar dan juga merupakan daerah yang pernah terbakar pada tahun 2017 adalah dengan koordinat N: 01o 37’ 14.9’’ dan E: 101o 15’09.3’’. Luas kebakaran sekitar 30 Ha tanpa diketahui siapa pemiliknya. Selain 2017, lokasi ini sudah pernah terbakar pada tahun 2013 dan 2014 silam. 

Titik ketiga merupakan lokasi potensi rawan terbakar. Kebakaran terakhir di lokasi ini adalah pada tahun 2013. Adapun titik koordinatnya adalah N: 01o 36’ 56.9’’ dan E: 101o 14’48.1’’. 

Adapaun titik terakhir yang kami datangi adalah dengan koordinat N: 01o 35’ 04.8’’ dan E: 101o 15’58.0’’. Kebakaran pada lokasi keempat ini terjadi pada Tanggal 27 Agustus 2018 dengan luas 3 Ha (lahan tak bertuan/taka da yang ngaku)

Previous
« Prev Post