Perkampungan di Desa Teluk Meranti Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan |
Pemukiman warga Desa Teluk Meranti pertama kali terbentuk pada
tahun 1930, yaitu pada masa penjajahan Belanda. Pemukiman ini merupakan bagian
dari Kerajaan Pelalawan, termasuk dalam wilayah Kewedanaan Datuk Silatung. Jika
dibandingkan dengan kondisi saat ini, struktur pemerintahan kewedanaan setara
dengan kecamatan.
Pada awalnya, Desa Teluk Meranti berada di bagian utara Sungai
Kampar, atau di seberang wilayah pemukiman warga saat ini, Wilayah tersebut sekarang
menjadi areal perluasan konsesi PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Semenanjung
Kampar. Lama-kelamaan, daerah di sekitar itu terkikis oleh air laut sehingga masyarakat
desa memutuskan untuk berpindah ke seberang Semenanjung Kampar. Areal pemukiman
yang ditinggalkan kemudian digunakan sebagai lahan sawah dan pertanian tanaman
hortikultura, seperti mentimun dan labu.
Desa Teluk Meranti secara resmi berdiri sejak tahun 1999 dan
statusnya berubah menjadi Kelurahan pada tahun 2005. Penetapan status Desa
Teluk Meranti dipicu oleh pertumbuhan populasi warga yang tinggal dan menetap
di wilayah ini. Pertambahan penduduk tersebut disebabkan adanya pendatang dari
luar desa, terutama dari Jawa.
Pada tahun 1997, terjadi migrasi penduduk dari berbagai daerah
ke wilayah Teluk Meranti untuk bekerja di perkebunan kelapa sawit. Para
pendatang pada umumnya tertarik untuk bekerja di perkebunan karena ada mekanisme
pembagian lahan, yaitu para pekerja pendatang berhak atas kebun kelapa sawit seluas
2 ha dari 6 ha kebun yang dibangun. Semua biaya pembangunan kebun ditanggung
oleh pemilik lahan.
Pada awal pembangunan kebun, pengusaha menyediakan subsidi bahan
pokok untuk para pekerja. Komunitas pendatang perkebunan ini kemudian membentuk
kampung tersendiri yang disebut Kampung Jawa. Para pendatang terus bertambah di
Kampung Jawa karena mereka menginformasikan kepada teman atau kerabatnya mengenai
peluang penghidupan di wilayah Teluk Meranti yang konon merupakan daerah baru
yang belum banyak dibuka.
Para pendatang juga menanam sayuran di sela-sela tanaman
kelapa sawit sehingga hasil panen sayuran dapat dipasarkan di wilayah sekitar
Teluk Meranti. Geliat perekonomian pada masa itu masih terbilang sangat ramai
karena sedang marak-maraknya aktivitas penebangan kayu (logging). Jika dibandingkan dengan sekarang, pasar sayuran tidak seramai
dulu karena aktivitas penebangan kayu sudah jauh berkurang seiring dengan semakin
intensifnya operasi pemberantasan ilegal
logging.
Secara geografis, Desa Teluk Meranti terletak pada posisi 0o10’-0o40’ Lintang Utara (LU) dan 102o30’-102o50’
Bujur Timur (BT). Desa ini berada di wilayah Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten
Pelalawan, Provinsi Riau. Letak desa berbatasan langsung dengan Suaka
Margasatwa Kerumutan dan Kabupaten Indragiri Hilir pada bagian selatan, Desa Teluk
Binjai pada bagian barat, Desa Pulau Muda pada bagian timur, dan Kabupaten Siak
pada bagian utara (Yayasan Mitra Insani, 2017). Pusat pemukiman penduduk berada
di sepanjang aliran Sungai Kampar.