Jenis
pohon yang tumbuh di hutan rawa gambut, umumnya adalah sbb:
No
|
Nama
|
Gambar
|
Kegunaan
|
1
|
Ramin
(Gonyslylus bancanus)
|
|
Sumber : Wikipedia |
|
Ramin
banyak ditebang karena akan diambil kayunya.Kayu ramin berwarna kekuningan
agak putih dengan tekstur halus dan rata.Kayu ramin baik digunakan sebagai
bahan membuat kayu lapis. Kayu ini juga cocok untuk membuat bangunan yang memerlukan
konstruksi ringan. Pengrajin yang
memerlukan kayu dengan warna bersih juga dapat memilih ramin untuk karyanya.
Kayu ini baik digunakan untuk membuat pintu,jendela, langit-langit serta
sekat pengganti dinding antar kamar. Kayu ini juga sering dimanfaatkan
sebagai bahan baku ukiran karena sifat teksturnya yang lembut dan mudah
dibentuk. Pembuatan kapal juga sering memanfaatkan kayu dari tanaman tinggi
ini.
|
2
|
Jelutung
(Dyera lowii)
|
|
Sumber : Wikipedia |
|
|
3
|
Terentang
(Campnosperm macrophylla)
|
|
Sumber : Wikipedia |
|
Terentang menghasilkan kayu lunak yang berbobot ringan; dengan kerapatan yang berkisar antara (310-)350-500(-600) kg/m³ (rata-rata 435 kg/m³) pada kadar air 15%. Kayu terasnya merah muda, berangsur menjadi kelabu-merah muda jika kena cahaya; tidak jelas terbedakan dari gubalnya. Tekstur kayunya sangat halus dan rata. Meskipun tahan terhadap serangan kumbang bubuk, kayu terentang tergolong tidak awet, dengan ketahanan hanya sekitar 5-6 bulan apabila digunakan bersinggungan dengan tanah di daerah tropis.
Karena sifat-sifatnya itu, kayu terentang biasanya hanya digunakan untuk membuat peti mati, papan tulis, papan gambar, laci, papan untuk rak, kotak cerutu, kotak korek api, dan lain-lain penggunaan ringan. Juga dipakai sebagai bahan peti-peti pengepak, tungkai dan lengan palsu, dan bahan sandal wanita. Kayu terentang dapat dikupas dengan baik menjadi venir, atau dikeping untuk dijadikan bubur kayu (pulp) bahan kertas.
|
4
|
Medang
(Litsea sp),
|
|
Sumber : KEHATI |
|
Papan, Tiang dan balok
|
5
|
Meranti
(Shorea sp),
|
|
Sumber : Wikipedia |
|
Shorea adalah salah satu marga penghasil kayu-kayu dipterokarpa yang terpenting. Aneka jenis kayu meranti (meranti kuning, merah, dan putih), balau, bangkirai, balangeran dan lain-lain, tergabung di sini. Di samping itu, marga ini juga menghasilkan resin yang disebut damar dari berbagai kualitas; salah satu yang terbaik kualitasnya adalah damar mata kucing. Damar terutama digunakan dalam industri pernis dan cat, serta untuk pengolahan kimiawi lainnya.
|
6
|
Geronggang
(Cratoxylon arborescens),
|
|
Sumber : Forestryinformation |
|
Manfaat kayu ini umumnya digunakan
sebagai bahan untuk konstruksi dalam ruangan Daerah sebarannya meliputi Burma,
Semenanjung Malaysia, Jawa, Sumatera, dan Kalimantan (Silk, 2011).
|
7
|
Punak
(Tetramerista glabra),
|
|
|
8
|
Pulai
(Aistonia sp),
|
|
|
9
|
Bintangur
(Calophyllum sp),
|
|
|
10
|
Tumih
(Combretocarpus rotundatus)
|
|
|
11
|
Rengas
Manuk (Melanorrhoea wallichii)
|
|
|
12
|
Perupuk
(Cococeras lorneense)
|
|
|
Sedangkan
vegetasi untuk tumbuhan bawah umumnya didominasi oleh Pakis
Udang (Stenochlaena palutris),
Rumput Teki (Cyperus rotundus),
Seduduk (Melastoma malabathricum),
dan lain-lain.
Berdasarkan
klasifikasi dan stratifikasi dari Susan Page (1999), terdapat 7 (tujuh)
struktur hutan
rawa gambut, yaitu:
- Hutan Riparian (Riverine Forest) yang
dicirikan dengan kedalaman gambut maksimal 1,5 meter dan jenis vegetasi dominan
adalah Shorea balangeran.
- Hutan Transisi (Riparian-Hutan Rawa Campuran/ Riverine-Mixed
Swamp Forest) yang dicirikan dengan kedalaman gambut maksimal 2 meter, jarak
dari pinggir sungai 1-1,5 km.
- Hutan Rawa Campuran (Mixed Swamp Forest) yang
dicirikan dengan jarak 4 km dari pinggir sungai. Dengan rata-rata tinggi kanopi
pohon sebesar 35 meter.
- Hutan Transisi (Rawa Campuran – hutan tajuk rendah / Mixed
Swamp Forest-Low Pole Forest) yang dicirikan dengan
jarak dari pinggir sungai 4-6 km. Dengan rata-rata tinggi
kanopi pohon sebesar 25-30 meter. Jenis pohon dominan adalah
Bintangur dan tanaman bawahnya adalah Pandan.
- Hutan Tegakan Rendah (Low Pole Forest) yang
dicirikan dengan jarak dari pinggir sungai 6-11 km, dengan kedalaman gambut
7-10 meter. Ada dua lapisan kanopi, yaitu 12-15 meter dan 20 meter. Jenis
vegetasi dominan adalah Tumih dan Bintangur.
- Hutan Tegakan Tinggi (Tall Interior Forest)
yang dicirikan dengan jarak dari pinggir sungai antara 12 -24,5 km. Ada tiga
lapisan kanopi, yaitu tertinggi (45 meter), bawah (15-25 meter) dan 8-15 meter.
Jenis vegetasi dominan adalah Agatis, Bintangur.
- Hutan Kanopi Sangat Rendah (Very Low Canopy Forest),
ditandai dengan lokasi yang terbuka dan kondisi kanopi rendah.