Istilah
‘rumah
kaca’ berasal dari sejenis bangunan berdinding dan atap
kaca jernih atau plastik. Bangunan ini membiarkan cahaya dan panas dari
matahari dan menjebaknya di dalam bangunan, dan memungkinkan tanaman untuk
tumbuh di dalamnya selama cuaca dingin. Atmosfer bumi berfungsi seperti rumah kaca—menjebak
cahaya dan kehangatan dari matahari. Itulah sebabnya mengapa proses pemanasan
bumi disebut dengan ‘Efek Rumah Kaca.’
Efek
rumah kaca adalah proses alami bagaimana atmosfer menjaga agar bumi tetap
hangat. Atmosfer dibentuk dari lapisan gas tak terlihat. Tanpa gas-gas itu di
atmosfer untuk menahan kehangatan matahari, bumi akan menjadi planet beku dan
tidak ada kehidupan yang dapat bertahan. Efek rumah kaca adalah sebuah proses
alami. Baik gas rumah kaca maupun efek rumah kaca baik untuk bumi.
Dampak Aktifitas Manusia Terhadap Efek Rumah Kaca |
Gas
rumah kaca yang dimiliki dalam jumlah yang tepat memungkinkan bumi berada pada
suhu yang tepat untuk mendukung kehidupan. Namun, saat kegiatan manusia
mengganggu proses alami ini dengan menambahkan gas rumah kaca yang berlebihan
ke atmosfer akan menyebabkan lebih banyak panas yang terjebak dan bumi menjadi makin
hangat.
Hal
ini sejalan dengan cara kerja selimut saat Anda menggunakannya agar tetap
hangat di malam hari. Saat Anda di tempat tidur dan merasa dingin, Anda menutup
tubuh dengan selimut. Selimut menahan kehangatan tubuh Anda dan menjaga udara
di sekeliling Anda tetap hangat, sehingga tubuh Anda tetap hangat. Dengan satu
selimut, hanya sebagian kehangatan yang tetap bersama Anda, dan sebagian udara
hangat terlepas.
Jika
Anda masih merasa dingin, Anda dapat menambah selimut. Namun, jika menambah
terlalu banyak, Anda akan merasa kepanasan karena semua udara hangat terjebak
dan tubuh Anda akan semakin hangat.
Hal
inilah yang sedang berlangsung di bumi saat ini. Karena makin banyak gas yang
berada di atmosfer, gas ini bertindak seperti selimut dan menahan panas terlalu
banyak di bumi. Hal ini membuat bumi makin hangat.