Perekonomian Desa Mak Teduh

Posted by Restorasi Gambut on

Sumber Pendapatan/Lapangan Pekerjaan

Mata pencaharian penduduk sebagian besar bersumber dari sektor pertanian (427 KK), perdagangan (35 KK), dan sektor lainnya seperti industri pengolahan. Di sektor pertanian, mata pencaharian penduduk meliputi perkebunan karet dan kelapa sawit, nelayan pencari ikan, pemburu madu alam, dan buruh perusahaan perkebunan. Di bidang nonusaha tani, sumber mata pencaharian antara lain pedagang (tauke kelapa sawit atau pedagang sembako) dan buruh pada kebun kelapa sawit atau karet (buruh panen). Selain itu, terdapat juga buruh pabrik, walau hanya sebagian kecil.

Di wilayah desa terdapat perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Mekarsari Alam Lestari, yang mana sebagian besar masyarakat dapat bekerja sebagai buruh di perusahaan kelapa sawit tersebut. Terdapat juga perusahaan HTI PT Mitra Tani Nusa Sejati (Grup RAPP) dan areal HTI milik PT Arara Abadi. Pada perusahaan HTI, pekerjaan masyarakat bersifat musiman, yaitu sebagai buruh harian lepas pada saat penanaman dan pemanenan. Di wilayah desa juga terdapat sumur pengeboran minyak bumi milik PT Pertamina. Namun demikian, warga masyarakat yang bekerja di perusahaan-perusahaan tersebut hanya sekitar 5% saja.

Tingkat Pendapatan

Berdasarkan hasil survei rumah tangga terhadap 30 responden, tingkat pendapatan keluarga berkisar Rp1,3–13 juta/bulan dengan nilai rata-rata sekitar Rp4,3 juta/bulan.

Industri Rumah Tangga
Industri rumah tangga di desa baru terbatas pada perajin penganan (dodol) dan mereka berproduksi hanya pada saat ada hajatan (pesanan khusus) di wilayah desa.

Komoditas Unggulan

Komoditas unggulan yang dihasilkan di Desa Mak Teduh terdiri atas kelapa sawit, karet, madu, sarang burung walet, padi, dan sayuran.

Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu sumber pendapatan keluarga, sekalipun produktivitasnya relatif rendah. Survei rumah tangga terhadap 13 responden pemili kebun kelapa sawit mengatakan bahwa produktivitas mereka berkisar antara 36 kg/ha/ bulan hingga 1,25 ton/ha/bulan dengan rata-rata 0,6 ton/ha/bulan. Selama dua tahun terakhir ini, produktivitas kelapa sawit cenderung menurun karena perawatan yang tidak intensif (tidak dipupuk). Tanaman kelapa sawit juga mengenal musim panen rendah (musim trek) yang biasanya terjadi pada 3 bulan di awal tahun (Januari hingga Maret).

Karet
Produktivitas tanaman karet masyarakat sangat bervariasi dan tergantung pada intensitas penyadapan dan pengelolaan tanaman. Survei rumah tangga terhadap lima orang pemilik kebun karet menunjukkan bahwa produksi karet hanya 20 kg/ha/bulan hingga 4 ton/ha/bulan. Produksi getah karet umumnya dihasilkan pada saat musim kemarau (Januari– Agustus). Pada saat musim hujan (September–Desember), hasil pengumpulan getah biasanya rendah, atau bahkan masyarakat tidak melakukan penyadapan.

Madu
Di desa ini terdapat sekitar 30 KK yang melakukan pengumpulan madu hutan. Madu dikumpulkan dari sarang lebah pada pohon sialang. Pemanenan rata-rata dilakukan dua kali atau maksimum tiga kali dalam setahun. Pada musim hujan, produksi madu umumnya lebih banyak. Pengumpulan madu tidak selalu berhasil karena tidak semua sarang lebah selalu berisi madu.

Sarang Burung Walet
Usaha walet mulai merebak selama 2 tahun terakhir ini. Usaha ini memerlukan modal yang cukup besar, yaitu minimal Rp70 juta untuk membangun sarang walet. Panen sarang burung walet baru diketahui di Dusun II (Pematang Tengah), namun informasi produksinya tidak diketahui. Informasi dari desa lain, seperti Teluk Meranti, produktivitas sarang burung wallet ini berkisar 1-2 kg/bulan untuk rumah walet standar yang banyak dibangun masyarakat. Sarang burung walet umumnya dipasarkan langsung kepada para pengepul dari etnis Tionghoa yang jumlahnya sekitar 10 orang pengepul.

Padi
Padi hanya dihasilkan selama satu musim tanam dalam setahun, yaitu pada bulan September hingga Desember, dengan produksi rata-rata 5 ton/ha. Penanaman padi umumnya memerlukan pemupukan. Masyarakat beranggapan bahwa produksi padi akan lebih baik jika mereka diizinkan untuk membakar lahan setelah panen. Abu sisa pembakaran jerami dianggap baik untuk meningkatkan kesuburan lahan.

Ikan
Ikan dihasilkan khususnya dari Dusun II (Pematang Tengah). Puncak produksi ikan terjadi pada bulan Juni dan Juli atau selama musim kemarau. Saat musim ikan, sebagian besar penduduk (75%) beralih kegiatan menjadi nelayan untuk mencari ikan di sungai.

Sayuran
Berbagai jenis sayuran seperti cabe, kangkung, pisang, semangka dan keladi (talas) dihasilkan sepanjang tahun walau dalam jumlah yang sedikit. Sebagian besar hasil sayuran masih digunakan untuk konsumsi sendiri.

Kalender Musim
Kalender musim beberapa komoditas pertanian di desa ini disajikan pada Tabel 1.


Previous
« Prev Post